Suatu hari, saya, kakak dan ayah, bergerak ke Shah Alam.
Berehat sebentar menunaikan solat jamak di hentian rehat Tapah. Usai solat, pergi menemani kakak yang kelaparan.
Saya memerhati sekeliling sementara menunggu kakak membeli makanan. Ramai orang yang singgah untuk makan. Menariknya melihat keluarga Cina yang makan rendang dan ketupat palas, memang jiwa Malaysia ini.
Tetapi bukan itu yang menarik pandangan saya, dari kejauhan memerhati susuk tubuh si kecil. Memegang sesuatu di tangannya, pergi dari meja ke meja.
Saya pasti si kecil itu akan ke meja saya juga.
Dan.. "Kak, ni saya ada jual benda ni, duit derma untuk anak-anak yatim. Kalau akak tak nak beli pun takpe, derma seikhlas yang akak nak beri," ujar si kecil itu. Saya menjangka dia masih bersekolah lagi. Mungkin dalam lingkungan 12-13 tahun.
Saya tersenyum. "Tak pe dik, terima kasih ye."
Lalu kakak menegur," Baru nak cakap, kenapa tak bagi je duit. Dah tadi dia kata derma je seikhlas yang nak diberi." "Bukan tak nak bagi kak. Tak ada duit, tertinggal beg duit dalam kereta. Bagi senyum pun sedekah juga tu." "Itu semua sindiket. Kesian budak kecik macam tu, jadi mangsa." "Itulah juga. Tadi dekat stesyen minyak hentian jejantas Sungai Buloh pun ada orang macam ni juga. Minta derma untuk anak yatim. Peliknya macam mana diorang boleh sesat sampai ke hentian ni." Saya menambah.
Persoalan di situ. Namun saya hapuskan prasangka. Memang bukan sukar untuk mengenali peminta sedekah yang dari sindiket atau tidak. Hasil dari perbualan saya dengan seorang pakcik berbangsa Cina di KL Sentral suatu ketika dulu, mencerahkan lagi pengetahuan saya tentang kes sindiket seperti ini.
Benar, jika mahu bersedekah, tidak perlu dilihat pada siapa kita mahu sedekah, dan berfikir ke mana duit itu akan pergi. Kearna niat kita untuk bersedekah itu sudah diberi ganjaran.
Tetapi kadangkala saya terfikir bahawa jika semua orang berfikiran seperti itu, maka pasti ada golongan yang mengambil kesempatan. Suatu ketika dulu, gempar dengan isu pendapatan si peminta sedekah mampu mencapai pendapatan ribuan ringgit sebulan.
Kita sering dimomokkan dengan status negara yang semakin maju dan ekonomi yang semakin meningkat. Tetapi dalam masa yang sama, masih ada segelintir masyarakat yang hidup merempat.
Kekayaan hasil negara masih tidak dapat diagihkan secara saksama. Justeru itu, timbul golongan peminta sedekah ini, yang menyara diri dan keluarga hasil belas ihsan.
Cuma satu nasihat saya, jika diri masih berupaya, berusahalah dengan kudrat sendiri. Bukankah tangan yang memberi itu lebih baik dari tangan yang menerima. Walau sesukar mana mencari rezeki, hasil dan pahalanya tetap ada.
Buat orang-orang yang diminta duit untuk disedekahkan.
Walau anda tiada duit, berikanlah senyuman kepada mereka. Bukankah itu juga adalah sedekah. Jangan diherdik dan dicaci walau mereka itu asal dari mana. Mungkin saja mereka tidak mau menerima nasib sebegitu. Andai anda berada dalam keadaan mereka, bagaimana rasanya?
Islam adalah risalah Allah SWT. yang terakhir bagi manusia, oleh karena itu Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi-Nya yang terakhir yaitu Sayidina Muhammad Saw.. Dan juga sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. adalah membawa risalah Allah SWT. yang universal dan sebagai pembuka untuk semua alam. Setiap Nabi datang dengan risalah dari Allah SWT. untuk kaumnya masing-masing, sedangkan Nabi Muhammad Saw. dengan Islam sebagai risalah Allah SWT. yang terakhir untuk semua manusia bahkan jin. Allah SWT. berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”( QS. Al-Anbiya’: 107), Allah SWT. berfirman: “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28), dan Allah SWT. berfirman: “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua” (QS. Al-A’raf: 158) Dan juga Nabi Muhammad Saw. telah mengkabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah mengkhususkan Nabi Muhammad Saw. dengan amanat seperti ini, maka Nabi Muhammad Saw bersabda: “Nabi yang dahulu diutus untuk kaum yang khusus, sedangkan aku diutus untuk manusia seluruhnya” (HR. Bukhari Muslim)
Islam adalah agama yang mudah, tidak sukar dan tidak sempit, Allah SWT. berfirman: “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS. Al-Hajj: 78) Allah SWT. juga berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185) dan asas Allah SWT. kepada agama ini secara dzahir ada lima rukun yaitu: Dua Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji ke baitullah. dan di dalam akidah kita yaitu rukun iman, ada enam rukun yaitu: Iman kepada Allah SWT., Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari kiamat, dan ketetapan yang baik dan buruk. Kemudian keimanan dibagi kedalam rincian-rincian yang banyak, yaitu beberapa perintah dan larangan di dalam Syariat Islamiyah yang telah menghubungkan dalam jumlahnya kepada sebuah kejelasan, dan tujuh puluh cabang seperti yang dikabarkan oleh orang yang percaya dan dipercaya.
Sebuah Hadits Jibril as. yang menjelaskan rukun Islam dan Iman, diriwayatkan oleh tuan kita ‘Umar ra. Berkata: Suatu ketika kami sedang berada di sebuah majlis bersama Rasulullah Saw. ketika itu muncul seoarang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, tidak terlihat kepadanya bekas perjalanan yang jauh, dan satupun dari kita tidak mengenalnya, kemudian dia duduk dihadapan Nabi Saw, lalu orang itu menyenderkan lututnya kepada lutut Nabi Saw., dan meletakan telapak tangannya di atas paha Nabi Saw., dan berkata: “Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam”.
Maka Rasulullah Saw. bersabda: “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa di bualan Ramadhan, dan haji ke baitullah jika kamu mampu menjalankannya.”. Orang itu berkata: “Kamu benar”. ‘Umar berkata: “Maka kami terkejut kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian orang laki-laki itu bertanya lagi: “Lalu kabarkan lah kepadaku tentang iman”. Nabi menjawab: “Kamu percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk”. Dia berkata: “Kamu benar”. Kemudian bertanya lagi: “Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan”. Nabi menjawab: “Kamu menyembah Allah seperti kamu melihat-Nya tetapi jika belum dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Beliau melihatmu”. Lalu dia bertanya lagi: kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat. Nabi menjawab: “Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya”. Lalu dia bertanya lagi: Kabarkanlah kepadku tentang janji hari kiamat. Nabi menjawab: “Ketika pembantu melahirkan anak, kamu melihat para pemimpin tanpa alas kaki sehingga ketergantungan dengan orang lain dan bangunan-bangunan semakin tinggi”. Berkata ‘Umar: “Kemudian orang laki-laki itu keluar maka aku timbul pertanyaan dalam hatiku, kemudian Nabi bersabda kepadaku: “Wahai ‘Umar apakah kamu mengetahui siapa orang yang bertanya itu”. Aku berkata: “Allah dan Rasul lebih mengetahui”. Rasul berkata: “Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia datang untuk memberi pengetahuan tentang agama kalian” (HR. Muslim: juz 1 hal. 37) Dan Nabi Saw. mengkabarkan tantang cabang iman, lalu Nabi berkata: “Sebuah kejelasan bahwa tujuh puluh cabang iman dan sifat malu adalah sebagian cabang iman” (HR. Bukhari: juz 1 hal. 63)
Adapun dengan penamaan Islam dengan kata Islam: sesungguhnya Islam adaah agama yang selamat dan diselamatkan oleh Allah Tuhan semesta alam, maka Islam adalah agama yang mengajak Muslim untuk berpasrah kepada Allah yang satu dan melepaskan dari segala sesuatu yang selainnya dari Tuhan-Tuhan, patung-patung sampai segala sesuatu yang menjadikan manusia musyrik bersama Tuhannya, karena sesungguhnya dia mengikuti hawa nafsunya, Allah berfirman: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqan: 43), sama juga mengajak Muslim kepada keselamatan hanya untuk diri sendiri, padahal bersama adanya keluasan Allah, dalam masalah ini Nabi Saw. bersabda: “Seorang Muslim sebagian dari keselamatan Muslim-Muslim yang lainnya dari lisannya dan tangannya” (HR. Bukhari Muslim: juz 1 hal. 13)
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah, Allah lah yang menamakan Islam dengan kata ini dan meridhainya karena sesungguhnya Beliau adalah Tuhan semesta alam, Allah SWT. berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadiagama bagimu.” (QS. Al-Ma’idah: 3). Allah SWT. juga berfirman: “(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.” (QS. Al-Hajj: 78), Allah menamakan Muslim kepada orang Islam, karena kekhususan-kekhususan dari umat yang terakhir ini. Umat yang memiliki agama yang terakhir, Nabi Saw. yang terakhir. Sesungguhnya orang yahudi menamakan dirinya sendiri yang sebagai binaan dakwahnya Nabi Musa as., Allah SWT. bercerita dalam firman-Nya: “Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”” (QS. Al-’Araf: 156). Begitu juga orang-orang Nasrani menamakan dirinya sendiri, Allah SWT. berfirman: “Dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya.” (QS. Al-’Araf: 156). Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena telah mengkhususkan dan melebihkan kita atas semua ciptaannya yang sempurna.
Dan kita mengharapkan dengan jawaban ini kita dapat mengetahui tentang kedudukan Islam antara risalah-risalah yang terdahulu, juga kita mengerti tentang agama kita secara keseluruhan, bagaimana dinamakan dengan kata Islam dan penemaan pengikut Islam yaitu Muslim. Shalawat serta salamnya Allah atas Nabi kita, keluarganya, dan para sahabatnya, dan Allah SWT. yang paling tinggi dan paling
Maksud dakwah ialah mengajak manusia
kembali kepada Allah. Dari segi syariat, dakwah ialah mengajak manusia
beramal dengan hukum-hukum Allah. Dari segi hakikat, dakwah bermaksud
mengajak hati mereka tunduk kepada Allah dan kenal hakikat diri mereka.
Apabila hati seseorang telah tunduk dan kembali kepada Allah, nescaya ia
akan melakukan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Jangan seseorang dai’e itu hanya
mengajak manusia kepada hukum-hukum Tuhan semata-mata sehingga
mengabaikan dakwah kepada hati mereka. Hati itu adalah raja yang
mengawal anggota-anggota yang lain. Oleh itu, untuk membaiki manusia,
hati itulah yang perlu diperbaiki terlebih dahulu.
Imam Hassan al-Banna berkata:
“Apabila seorang pekerja keretapi yang tugasnya adalah memindahkan
landasan dan mengubah haluan keretapi tersebut, ia tidak perlu
mengangkat dan membawa keseluruhan keretapi tadi lalu diarahkan ke
haluan yang dikehendaki. Tetapi cukuplah hanya dengan menggunakan
sebatang besi (tongkat) kecil sebagai tongkat pengubah haluan. Maka
dengan menyentuh atau mengumpil sedikit sahaja, dia boleh memindahkan
landasannya tanpa perlu bersusah payah.
“Makrifatullah adalah ibarat tongkat
pengubah tadi. Apabila hati manusia tersentuh dengan makrifat kepada
Allah, maka berubahlah hati manusia dari satu keadaan ke satu keadaan.
Apabila hati seorang insan berubah, akan berubahlah hati manusia secara
keseluruhan, lantas berubah pula satu umat. Sekiranya kita mahu membuat
pembaikan, perbaikilah hati manusia itu dahulu dengan memperkenalkan
Allah kepadanya dengan pengenalan yang sebenar-benarnya.”
Apabila ia telah makrifat kepada Allah,
maka ia akan mengenal hakikat dirinya yang sebenar. Bahawa ia tidak
memiliki apa-apa kekuatan, ia buta, pekak, bisu, jahil… yang Maha Kuat,
Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Melihat dan Maha Mendengar
hanyalah Allah, yang Wujud hanyalah Dia.
Makrifatullah akan melahirkan sifat
kehambaan yang tinggi kepada Allah. Setiap saat ia merasa Allah
bersamanya, melihat dan memerhati segala perbuatannya. Setiap saat dia
merasa berada dalam nikmat dan kasih sayang Allah, baik dalam gerak
laku, makan minum dan sebagainya. Ia melihat semua datang daripada
Allah. Hatinya makin tunduk dan halus dengan Tuhan. Sehinggakan, kalau
lupa kepada Allah, ia merasa bersalah dan berdosa.
Peperangan yang berlaku dahulu, hari ini , esok dan akan datang tidak pernah akan berhenti…
Mereka yang rakus, tamak, ego dengan pangkat, hanya menggunakan lidah, untuk memutuskan sesuatu peperangan..
Mereka ibarat tuhan..
Rakyat yang tidak berdosa, menderita,
ketakutan, bertempiaran kesana kemari, berhujankan darah, bersembunyi di
bangunan yang sudah runtuh…
hilang arah, hilang tujuan, tiada tempat mengadu…
Hanya doa dan harapan yang tidak pernah putus-putus..
Sedangkan orang atasan, (mereka itu)
bersuka ria, bercuti, menonton tv melihat rakyat menderita, mereka suka
melihat derita rakyat yang terlalu takut dengan keadaan ini….
Kekuasan ekonomi, politik kotor dan juga rampasan kuasa yang sangat keji….
Dimanakah keamanan yang ku pinta?? Dimanakah naluri seorang manusia yang cintakan kedamainan??
Aku percaya suatu hari nanti rakyat disana pasti bangkit…rakyat mesir sudah bangkit, rakyat malaysia??
Ingatlah generasi sekarang dan akan
datang, janganlah kita pentingkan kekuasaan… ingatlah asal-usul kita.. ,
nikmat itu akan ditarik bila-bila masa sahaja..
asyik sekali menanam peria peria ditanam di kebun Ai waktu antar kad raya jangan lupa pada i Adik bermain ditepi paya, Dimarahi mak kasihan dia, Anta kuih raya jangan pula lupa, Selitkan duit raye seringgit dua.
hari minggu ke Datuk Keramat hajat nak beli ikan tenggiri jangan lupa tinggal alamat
baru senang posmen mencari
kuda kepang nama di beri tarian asli melayu sejati almond london teringin diri takde sapa ke yang nak hantar ke sini??
melawat terengganu singgalah kerteh singgah membeli si anak tenggiri jangan lupa semayang terawih kena plak hujung2 bulan penuh keberkatan nie
jalan raya tempat berlumba .. pastinya ramai yang akan mati .. bulan ramadan sudah tiba .. pastinya syawal pula menanti
salam manis dari malaysia negaraku yg sungguh aman aduhai mereka yg jauh di sana terasa rindu pulang la ke kpg laman....
Saat tatapan mata memandang lepas
Wujud ciptaanNya di dunia
Berdegup hati ini berkata,
Sungguh mempesona tak ada duanya
Ku bayangkan dan kuresapi siapa gerangan
Membuat sama sedemikian rupa
Hati semakin berdegup seraya menangis
teringat dan terngiang, seperti apa
taman surga berada
Meratap dan menangis kembali hati ini
Mengingat janji Tuhan
Hanyalah mereka manusia pilihan
Yang jauh dari perbuatan nista dan angkara murka
Yang akan menjadikan mereka penghuni taman surga
kekal selamanya
Oh, Tuhan walau seribu jalan berliku
Berikanlah petunjukMu pada langkah kaki ini
Agar hambaMu termasuk ke dalam golongannya